2 minutes read

Menelusuri Jejak Kejayaan Majapahit di Lereng Lawu

Candi Cetho adalah salah satu peninggalan bersejarah yang terletak di lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah, Indonesia. Dibangun pada abad ke-15, candi ini merupakan salah satu dari sedikit candi Hindu yang dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit. Keunikan arsitektur, lokasi yang indah, serta nilai sejarah yang tinggi menjadikan Candi Cetho sebagai salah satu tujuan wisata budaya yang menarik.


Candi Cetho dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-15 Masehi, di bawah pemerintahan Raja Brawijaya V. Candi ini merupakan tempat pemujaan Hindu yang dibangun untuk menghormati dewa-dewa Hindu, terutama Dewa Siwa. Seperti banyak candi Hindu lainnya di Jawa, Candi Cetho juga memiliki peran penting dalam ritual keagamaan dan spiritual pada masa itu.

Candi Cetho memiliki arsitektur yang unik dan berbeda dengan candi-candi lain di Jawa. Kompleks candi ini terdiri dari beberapa teras yang membentang secara vertikal, mirip dengan konsep punden berundak yang biasa ditemukan pada masa pra-Hindu di Indonesia. 

Pada setiap teras, terdapat beberapa bangunan dan arca yang menunjukkan pengaruh budaya Hindu. Arca-arca tersebut termasuk arca phallus (lingga) dan yoni, simbol Dewa Siwa, serta berbagai relief yang menggambarkan cerita-cerita dari epos Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata.

Di teras tertinggi, terdapat sebuah bangunan utama yang sering disebut sebagai “candi induk”. Bangunan ini merupakan tempat pemujaan utama di Candi Cetho dan memiliki arca Siwa yang besar sebagai pusat pemujaan.

Keunikan dan Daya Tarik

1. **Pemandangan Alam yang Indah**: Terletak di ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut, Candi Cetho menawarkan pemandangan yang spektakuler dari lereng Gunung Lawu. Pengunjung dapat menikmati udara segar dan pemandangan alam yang hijau dan asri.

2. **Nilai Sejarah yang Tinggi**: Sebagai salah satu candi terakhir yang dibangun pada masa Majapahit, Candi Cetho memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Candi ini menjadi saksi bisu dari kejayaan dan keruntuhan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.

3. **Ritual Keagamaan**: Hingga saat ini, Candi Cetho masih digunakan sebagai tempat ritual keagamaan oleh masyarakat setempat. Setiap tahunnya, berbagai upacara dan festival Hindu digelar di candi ini, menambah daya tarik budaya dan spiritual bagi para pengunjung.

### Pemugaran dan Konservasi

Seperti banyak situs bersejarah lainnya, Candi Cetho juga mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu. Namun, berbagai upaya pemugaran dan konservasi telah dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk menjaga keaslian dan keindahan candi ini.

Proses pemugaran dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa struktur asli candi tetap terjaga. Selain itu, upaya konservasi juga mencakup pelestarian lingkungan sekitar candi agar tetap asri dan lestari.


Candi Cetho merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga dari masa lalu Indonesia. Dengan keunikan arsitektur, nilai sejarah yang tinggi, dan pemandangan alam yang indah, candi ini menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang wajib dikunjungi. Melalui upaya pemugaran dan konservasi, diharapkan Candi Cetho akan terus lestari dan dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan budaya bangsa Indonesia.